Kamis, 27 Desember 2012
0 komentar

Sistem Pendidikan Perlu Diubah

Sistem Pendidikan Perlu Diubah
Sistem Pendidikan Perlu DiubahSistem pendidikan masa kini perlu diubah untuk menyiapkan generasi muda yang siap menyongsong perubahan dunia yang begitu cepat.
Pendidikan harus mampu membuat anak menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam kaitan dengan ujian
Pendidikan perlu menyeimbangkan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dengan tetap memegang nilai-nilai tradisional yang relevan dan modern. Persoalan tersebut mengemuka dalam dialog-dialog di acara World Innovation Summit for Education (WISE) ke-4 di Doha, Qatar, yang berakhir pekan lalu.
Dalam menghadapi perubahan pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda dunia yang lebih baik, seruan saling belajar, berbagi, dan bekerjasama di antarorganisasi dan negara mencuat.
Mona Mourshed, Partner and Leader, Global Education Practice McKinsey and Company, mengatakan dunia pendidikan terus menghadapi tantangan soal belum sinkronnya lulusan dengan pasar tenaga kerja yang tersedia. Dunia pendidikan belum dikatakan berhasil jika hanya membuat lulusannya bisa bekerja begitu lulus.
“Yang penting apakah lulusan itu bisa membangun karirnya, bukan sekadar bekerja,” kata Mona. Dalam upaya menyelaraskan dunia pendidikan dan dunia kerja, kata Mona, di banyak tempat terkendala kurangnya kesempatan magang bagi siswa/mahasiswa.
Untuk itu, perlu dukungan pemerintah dan perusahaan untuk memberikan kesempatan yang luas bagi siswa/mahasiswa untuk belajar secara langsung di dunia kerja dengan sistem magang untuk membuat mereka siap memasuki dunia kerja.
Sementara itu, Aicha Bah Diallo, Ketua Forum Perempuan Pendidik Afrika, mengatakan perlu dikaji kembali apakah sistem pendidikan saat ini membuat anak-anak benar-benar belajar serta guru benar-benar termotivasi.
“Pendidikan harus mampu membuat anak menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam kaitan dengan ujian,” kata Aicha, tes jangan justru jadi salah bentuk kekerasan pada siswa.
“Tes dalam pendidikan harus dikembangkan dengan tujuan untuk membuat potensi siswa berkembang, bukan malah untuk menghukum siswa tidak lulus,” kata Aicha. Conrad Wolfram, Ahli Matematika, mengatakan pendidikan perlu didekatkan dengan realitas keseharian. Dalam pembelajaran Matematika, misalnya, pendidikan tidak semata untuk mmebuat siswa mampu menghitung.
“Dengan perkembangkan teknologi, menghitung sudah bisa dilakukan dengan komputer. Tetapi dalam pendidikan Matematika, justru dipakai bagaimana mmebuat siswa mampu memecahkan masalah. Perlu perubahan dalam belajar Matematika saat ini,” kata Conrad.
Peter Thiele, pejabat di Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman, mengatakan pendidikan menyeimbangkan antara kebutuhan akademik dan keterampan untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan ke depan tidak hanya mengejar pendidikan tinggi akademik, tetapi juga vokasi. “Pendidikan menyiapkan generasi yang mampu berpikir kritis, analistis, dan kretaif. Pendidikan mesti difokuskan untuk hal-hal yang berguna,” kata Peter. Secara terpisah, Fasli Jalal, mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional yang hadir dalam WISE, di Jakarta, Senin (19/11/2012), mengatakan Indonesia menghadapi tantangan dalam sistem pendidikan yang masih belum menyiapkan siswa yang mampu berpikir tinggi dan relevan dengan kehidupan. Hal ini utamanya karena mutu guru dan pembelajarannya yang masih belum sesuai harapan.
Fasli mengatakan dari penelitian Bank Dunia baru-baru ini soal guru Indonesia, pelaksanaan sertifikasi memang belum mampu meningkatkan mutu guru dan perubahan dalam pembelajaran yang lebih bermakna.
Masalah mendasar pendidikan Indonesia justru terjadi di ruang-ruang kelas, di mana guru sebagai yang utama belum dapat mendidik dengan baik.
“Guru-guru Indonesia umumnya lebih mengedepankan keterampilan tingkat belajar tingkat rendah, seperti menghafal. Makna pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari belum bisa dikaitkan. Termasuk juga guru masih belum bisa membuka diir terhadap beragam alternatif jawaban,” kata Fasli.
Menurut Fasli, perlu pembenahan serius soal guru dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dengan guru bermutu, loncatan perubahan pendidikan Indonesia bisa cepat, terutama untuk mengembangkan pendidikan yang menyiapkan anak-anak siap memasuki kehidupan masa depan dengan perubahan teknologi yang tinggi.

BACA JUGA:

  •  Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia
    Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah b...
  • Guru Senior Tertekan Ikuti Kebijakan PendidikanGuru Senior Tertekan Ikuti Kebijakan Pendidikan
    Guru-guru senior di Sumatera Utara disinyalir tertekan akibat banyaknya kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang harus mereka laksanakan. Tingkat stress tertinggi terjadi karena mereka har...
  • Pemerhati Pendidikan Potensi Kecerdasan Anak Itu SamaPemerhati Pendidikan Potensi Kecerdasan Anak Itu Sama
    Pemerhati pendidikan anak serta praktisi finger print analysis dan metode Glenn Doman, E Esthywati, mengatakan, pada dasarnya potensi kecerdasan anak adalah sama. "Ada kecerdasan anak yang memang dit...
  • Pendidikan Anak Putus SekolahPendidikan Anak Putus Sekolah
    Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menargetkan tidak ada lagi anak putus sekolah di daerah itu pada tahun 2015. "Sebagai mana yang tertuang dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RP...
  • Pendidikan Jujur yang MembebaskanPendidikan Jujur yang Membebaskan
    Apa yang bisa mengguncang institusi pendidikan prestisius? Ternyata bukan nilai, sarana-prasarana, atau dana, tapi ketidakjujuran. Itulah yang terjadi di Universitas Harvard, AS, yang prestisius itu....
  • Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Kuningan Didukung HKIPenyelenggaraan Pendidikan Inklusif Kuningan Didukung HKI
    Yayasan Hellen Keller Internasional (HKI) merupakan LSM asal Amerika yang berfokus mengkampanyekan penyelenggaraan pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK), kini mendukung penuh penyelenggaraan pendi...

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top